TM3 LAB : LAPORAN PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR JEMBATAN WHEATSTONE
LAPORAN PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR
Disusun Oleh:
YULIANI REIZA (RSA1C316015)
Dosen Pengampu:
FIBRIKA RAHMAT BASUKI,
S.Pd., M.Pd.
Nama
Asdos:
LIKA ANGGRAINI (A1C315013)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
A. JUDUL: JEMBATAN WHEATSTONE
B. TUJUAN: Setelah menyelesaikan kegiatan ini, diharapkan
mahasiswa dapat:
a.
Memahami prinsip kerja jembatan
wheatstone.
b.
Menunjukkan persyaratan-persyaratan yang
berlaku pada jembatan wheatstone.
c.
Menghitung besarnya nilai sebuah
hambatan dengan jembatan wheatstone.
C. DASAR
TEORI
Jembatan wheatstone adalah alat yang paling umum
digunakan untuk pengukuran tahanan yang teliti dalam daerah 1 sampai 100.000 Ω. Jembatan wheatstone terdiri dari
tahanan R1,R2, R3, dimana tahanan tersebut merupakan tahanan yang diketahui
nilainya dengan teliti dan dapat diatur (Lister,1993:
24).
Jembatan wheatstone dipergunakan untuk memperoleh
ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya
relative kecil sekali umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel
tanah/korsuiting dan sebagainya. Rangkaian ini dibentuk oleh empat buah tahanan
(R) yang merupakan segi empat A-B-C-D dalam hal mana rangkaian ini dengan
sumber tegangan dan sebuah galvanometer nol (0). Kalau tahanan-tahanan itu
diatur sedemikian rupa sehingga galvanometer itu tidak akan mengadakan suatu
hubungan antara keempat tahanan tersebut (Suryatmo,
1986: 40).
Menurut Wiliam
David (1991:149), Rangkaian jembatan mempunyai empat lengan resistif
beserta sebuah sumber ggl (baterai) dan sebuah detektor nol yang biasanya
adalah galvanometer atau alat ukur arus sensitif lainnya. Arus melalui
galvanometer bergantung pada beda potensial antara titik c dan d.
Jembatan disebut setimbang bila beda potensial pada
galvanometer adalah 0V, artinya tidak ada arus melalui galvanometer. Kondisi
ini terjadi bila tegangan dari titik c ke a sama dengan tegangan dari titik d
ke a atau dengan mendasarkan ke terminal lainnya, jika tegangan dari titik c ke
b sama dengan tegangan dari titik d ke b. Jadi jembatan adalah setimbang jika:
I1 R1
= I2
R2
*Sensor
salinitas dan sensor temperatur.
Untuk mendeteksi konduktansi larutan garam atau
sensor salinitas digunakan sel konduktansi seperti diperlihatkan pada gambar.
Sel konduktansi tersebut dapat dibuat dari dua plat logam dengan luasan A dan
jarak kedua plat adalah 1. Besarnya nilai resistansi sel Rsel adalah:
Rsel = 1
Dengan S adalah konduktivitas larutan garam. Jika luasan dan
jarak kedua plat konstan maka nilai resistansi sel hanya ditentukan oleh nilai
konsuktivitasnya. Perubahan nilai resistansi tersebut dapat diubah menjadi
perubahan tegangan dengan menggunakan rangkaian jembatan wheatstone (Elisa, Sesa. 2002 : 10-2).
Persamaan yang berlaku pada rangkaian dasar jembatan wheatstone
:
R1R4 = R2R1
Persamaan diatas merupakan bentuk umum
dalam kesetimbangan jembatan wheaststone, jika tiga hambatan tersebut diketahui
maka hambatan keempat dapat dicari. Misalnya tahanan R4 tidak diketahui (Rx)
dapat dinyatakan dalam hambatan-hambatan lainnya, yaitu :
Rx
= R2R3
R1
Prinsip
dari metode jembatan wheatstone adalah sebagai berikut :
1. Hubungan
antara relativitas dan hambatan, yang berarti setiap penghantar memiliki besar
hambatan tertentu.
2. Hukum
Ohm yang menjelaskan tentang hubungan antara hambatan, tegangan dan arus
listrik. Besar arus yang mengalir pada galvanometer diakibatkan oleh adanya
suatu hambatan.
3. Hukum
kirchoff 1 dan 2, yang mana sesuai dari hukum ini menjelaskan jembatan dalam
keadaan seimbangan karena besar arus pada kedua ujung galvanometer sama besar
sehingga saling meniadakan (Riad Syech,
2014 : 94).
D.
ALAT DAN BAHAN
1. Jembatan
wheatstone.
2. Galvanometer.
3. Multimeter
digital.
4. Power
supply.
5. Resistor.
6. Potensiometer.
7. Kabel
penghubung.
8. Breadboard.
E.
POSEDUR
KERJA
1. Susunan
alat-alat seperti pada gambar, dengan R adalah resistance box, Rx hambatan
tunggal, hambatan seri atau hambatan paralel yang akan diukur (r) adalah power
supplay DC, Rs adalah rheostat, G adalah galvanometer dan A adalah ampermeter.
2. Periksakan
rangkaian pada pembimbing praktikum anda.
3. Geser
perlahan-lahan ujung konektor ke kiri atau ke kanan sehingga jarum galvanometer
tepat menunjuk nol.
4. Kemudian
catat panjang L1 dan L2,
serta kuat arus pada ampermeter, catat pula nilai R yang digunakan.
5. Ulangi
percobaan sebanyak 5 kali dengan kuat arus yang berbeda-beda.
6. Ulangi
percobaan masing-masing 5 kali untuk Rx yang lain.
F.
HASIL
No.
|
L1 (cm)
|
L2 (cm)
|
1.
|
7,5 cm
|
7,5 cm
|
2.
|
5 cm
|
10 cm
|
G. PEMBAHASAN
Pada percobaan yang kami lakukan yaitu
tentang jembatan wheatstone dapat kita ketahui bahwa konsep kerja dari jembatan
wheatstone adalah dapat menghitung perbandingan antara besar hambtan yang telah
diketahui dengan besar hambatan yang belum diketahui dalam keadaan yang
seimbang. Berdasarkan dari percobaan tersebut, kita dapat membentuk rangakaian
seri dan paralel.
Sehingga kita dapat menentukan hambatan yang tidak
diketahui, dimana Rx resistor yang belum kita ketahui, kita dapat menghubungkan
kabel pada rangkaian tersebut dengan Rheostat pada lengan dan kakinya. Yaitu
pada lengan Rheostat sebelah kanan positif (+), sedangkan kaki Rheostat sebelah
kiri yang negatif (-) dihubungkan dengan kabel negatif (-). Kemudian untuk
menghitung nilai Rx nya , kita dapat menggunakan multimeter analog dan baterai
9 volt. Seharusnya kita dapat menghitungnya dengan menggunakan multimeter
digital dan power supply, karena alat tersebut rusak jadi kami menggunakan
multimeter analog dan baterai 9 volt.
Nilai Rx pada rangkaian seri dan juga parallel,
dimana hasil yang kami dapatkan pada rangkaian seri L1=7,5 cm dan L2 =7,5 cm
dan rangkaian paralel L1= 5cm dan L=10cm. Hal ini pada L1 dan L2 dihitung
berdasarkan Rheostat dan pada multimeter tidak boleh melebihin 0 sedangkan
jumlahh lilitannya 15cm. Jadi pada jumlah lilitan tidak boleh melebihi 15am,
karena sudah ketetapan dari konsep jembatan wheastone yang digunakan.
Bila dihubungkan rangakaian seri dan paralel pada
jembatan wheatstone nilai R1, R2, R3 diketahui dan sedangan R4 tidak diketahui.
Misalkan R1 dan R2 = 120Ω, maka R3=120Ω. Sedangkan R4 dalam keadaan setimbang
harus bernilai 120Ω juga.
Dengan pengukuran tahanan-tahanan
rendah, dan fdapat menyebabkan alat tidak berfungsi. Oleh karena itu, pada
percobaan ini harus menggunakan galvanometer yang sensitif dilengkapi dengan
sistem surpensi tembaga, sehingga kontak antara logam-logam yangtidak sama
dapat menjadi setimbang.
H.
KESIMPULAN
1. Jembatan
wheatstone adalah suatu alat pengukur, alat ini dipergunakan untuk memperoleh
ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya
relatif kecil.
2. Syarat
yang berlaku terhadap jembatan wheatstone adalah mengukur arus yang mengalir
pada galvanometer hingga sama dengan nol karena potensial pada kedua ujungnya
sama besar.
3. Jembatan
wheatstone terdiri dari tahanan R1, R2, R3 dimana tahanan tersebut merupakan
tahanan yang diketahui nilainya dengan teliti dan dapat diatur.
I.
DAFTAR
PUSTAKA
Coper, David William.1994. Instrumen Elektronik dan Teknik Pengukuran.
Jakarta:
Erlangga.
Lister, Eugene C.1993.Mesin dan Rangkaian Listrik. Jakarta:
Erlangga.
Sera Elisa.2002. “Jurnal Fisika Himpunan
Fisika Indonesia: Desain Salinotermeter
Berbasis
Mikrokontroler”
A5(0510),1-4.
Suryatmo, F.1986. Teknik Listrik Pengukuran. Jakarta: Bina Aksara.
Syech, Riad. 2014. Jurnal Fakultas Teknik Universitas Pasir Penguraian. Riau : 94.
J.
LAMPIRAN
HITUNG
1. Rangkaian
Rx seri
Rxs.L2
= R1.L1
Rxs.(7,5 cm) = (120 Ω) (7,5 cm)
Rxs = 120 Ω
2. Rangkaian
Rx Paralel
Rxp.L2
= R1.L1
1
= 1 + 1
Rxp.(10 cm) = (120 Ω) (5 cm) Rp Rx
R2
Rxp = (120 Ω) (5 cm) 1 = 1 + 1
(10
cm)
60 Rx 120
Rxp = 60 Ω 1 = 1 - 1 = 2-1 = 1
Rx
60 120 120
120
1 =
1
Rx = 120
Ω
Rx
120
3. Ketelitian
seri dan paralel
·
Ketelitian Seri = (1-(120-120))
X100%
(120)
= (1-( 0 ))
X100%
(120)
= (1-0)
X100% = 100%
·
Ketelitian Paralel = (1-(120-120))
X100%
(120)
=
(1-( 0 )) X100%
(120)
= (1-0) X100% = 100%
Komentar
Posting Komentar